meta charset='utf-8'/> Promosi Kesehatan Pra Nikah | Kumpulan Asuhan Keperawatan
Home » » Promosi Kesehatan Pra Nikah

Promosi Kesehatan Pra Nikah

Written By Unknown on Kamis, 21 Februari 2013 | 04.12

Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan memandirikan masyarakat   untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan   kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat (Depkes, 2000). Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku, yaitu upaya untuk memotivasi,   mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar    mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Istilah dan pengertian     promosi kesehatan ini merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal    selama ini, seperti Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi,     Informasi dan Edukasi). Menurut Notoatmodjo (2003) Promosi Kesehatan dapat diartikan   sebagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Pendidikan Kesehatan

Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar  yang berarti  di  dalam pendidikan     itu  sendiri  terjadi  proses  pertumbuhan   perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak  tahu  tentang  nilai-nilai   kesehatan   menjadi   tahu,  dari   tidak mampu   menjadi menjadi   mampu   mengatasi   masalah-masalah  kesehatannya sendiri. Selanjutnya dalam kegiatan    belajar  terdapat tiga persoalan pokok yang saling
berkaitan yaitu: (Natoatmodjo, 2003)

1) Persoalan   masukan  (input)  yang   menyangkut   sasaran   belajar   itu   sendiri   dengan latar belakangnya,

2) Proses (process) yaitu mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan pada   diri   subyek   belajar, dalam   proses   ini   terjadi   pengaruh timbal   balik   antar berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar, metode dan teknik belajar, alat  bantu belajar dan materi yang dipelajari,

3) Keluaran (out put) adalah merupakan hasil belajar. Pendidikan kesehatan pada dasarnya     ialah suatu proses mendidik  individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan   masalah-masalah  kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan lainya,   pendidikan kesehatan mempunyai unsure masukan-masukan yang setelah diolah dengan     teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya cara mengubah perilaku,    tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan      pengetahuan setiap individu (Sarwono, 2004).

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan, dan merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas. Menurut Green & Keruter (2000), pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi kesehatan dengan praktek kesehatan. Cara penyampaian informasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dengan melibatkan ilmu lain termasuk psikologi social yang diperlukan ketika melakukan promosi (Kemm and Close, 1995).

 Konsep Konseling

Pengertian Konseling

Konseling adalah suatu hubungan professional antara seorang konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang. Hubungan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan – pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah emosional atau antar pribadi (Yulifah, 2009: 82).

Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin, 2001: 39).

Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien (Saraswati, 2002: 15).

Tujuan Konseling         

Tujuan konseling dimaksudkan sebagai pemberian layanan untuk membantu masalah klien, karena masalah klien yang benar – benar telah terjadi akan merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga harus segera dicegah dan jangan sampai timbul masalah baru (Yulifah, 2009: 84).

Tahapan Konseling

Lima langkah/tahapan dalam konseling adalah sebagai berikut (YPKP, Depkes RI & IBI, 2006).

1. Membina hubungan melalui membangun rapport-tahap awal.

a. Membina hubungan yang ramah, dapat dipercaya, dan menjamin kerahasiaan.

b.Mengucapkan salam.

c. Mempersilakan klien duduk.

d. Menciptakan situasi yang membuat klien merasa nyaman.

2. Identifikasi masalah.

Beberapa klien mungkin akan menyampaikan secara langsung permasalahannya saat konselor menanyakan maksud dan tujuan klien mendatangi konselor. Namun tidak jarang, konselor harus menggunakan keterampilannya untuk mampu menangkap permasalahan yang dihadapi dari cerita/penjelasan klien. Selama identifikasi masalah konselor harus menjadi pendengar yang baik dan mengamati tanda – tanda nonverbal.

3.Penyelesaian masalah.

Berikan informasi setepat dan sejelas mungkin sesuai dengan persoalan yang diajukan, termasuk berbagai alternatif jalan keluar. Hindari memberikan informasi yang tidak dibutuhkan klien.

4.Pengambilan keputusan.

Mendorong dan membantu klien untuk menentukan jalan keluar atas persoalan yang dihadapinya.

5.Menutup/menunda konseling

Bila klien terlihat puas, ucapkan salam penutup. Bila diskusi dengan klien belum selesai dan klien belum mampu mengambil keputusan, tawarkan klien untuk mengaturr pertemuan selanjutnya.

Keterampilan Yang Harus Dimiliki Konselor

  1. Keterampilan observasi

Dalam mengobservasi sesuatu hal penting yang perlu diperhatikan :

  1. Pengamatan obyektif adalah berbagai tingkah laku yang kita lihat dan dengar.

  2. Interpretasi/penafsiran adalah kesan yang kita berikan terhadap apa yang kita lihat (amati) dan kita dengar.

  3. Keterampilan mendengar

Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan situasi yang dihadapi yaitu :

  1. Mendengar pasif (diam), dilakukan bila klien dan keluarga sedang menceritakan masalahnya.

  2. Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal, seperti hmm, yaa, oh begitu, lalu, terus, atau sesekali mengangguk.

  3. Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi.

  4.  Mendengar aktif, yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien dan keluarga.

  5. Keterampilan bertanya

Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi :

  1. Pertanyaan tertutup, pertanyaan yang menghasilkan jawaban ya atau tidak.

  2. Pertanyaan terbuka, pertanyaan biasanya memakai kata tanya bagaimana atau apa, mengapa. (Yulifah, 2009).

Promosi Kesehatan Pranikah  

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa.  Setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-ide.  Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi.  Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah layak untuk dilakukan.  Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan untuk melakukan persiapan pernikahan.  Kesibukan menjelang pernikahan tidak hanya dirasakan oleh pasangan yang akan menikah namun pihak keluarga juga dibuat pusing olehnya.

Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain persiapan pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya.  Pernikahan tidak semudah apa yang diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil.  Putri yang cantik dan baik hati yang bertemu dengan pangeran yang tampan  akhirnya menikah dan bahagia selama hidupnya (“happily ever after”).

Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan kesehatan pasangan.  Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat menurut definisi yang luas.  Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan.  Jadi kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua.  Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.

Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan.  Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung.  Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.

Berikut ini adalah  hal-hal penting terkait tes kesehatan bagi pasangan yang akan menikah

(Raihana, 2008) :

1)      Infeksi Saluran Reproduksi/Infeksi Menular Seksual (ISR/IMS)

Tes kesehatan untuk menghindari adanya penularan penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual, seperti sifilis, gonorrhea, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit hepatitis. Perempuan sebenarnya lebih rentan terkena penyakit kelamin daripada pria. Karena alat kelamin perempuan berbentuk V yang seakan "menampung" virus. Sedangkan alat kelamin pria tidak bersifat "menampung" dan bisa langsung dibersihkan. Jika salah satu pasangan menderita ISR/IMS, sebelum menikah harus diobati dulu sampai sembuh. Selain itu, jika misalnya seorang pria mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon istrinya harus dibuat memiliki kekebalan terhadap penyakit hepatitis B tersebut. Caranya, dengan imunisasi hepatitis B. Jika sang pasangan belum sembuh dari penyakit kelamin dan akan tetap menikah, meskipun tidak menjamin 100 persen namun penggunaan kondom sangat dianjurkan.

2)      Rhesus yang bersilangan

Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak tahu Rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan.  Jika seorang perempuan (Reshus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus positif), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika si perempuan ber-Rhesus positif dan si pria negatif.

3)      Penyakit keturunan

Tes kesehatan pra nikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetik kepada anak, semisal albino. Misalnya suami membawa sifat albino tetapi istrinya tidak, maka anak yang lahir tidak jadi albino. Sebaliknya, jika istrinya juga membawa sifat albino, maka anaknya pasti albino.Jika bertemu dengan pasangan yang sama-sama membawa sifat ini, pernikahan tidak harus dihentikan. Hanya saja perlu disepakati ingin punya anak atau tidak. Kalau masih ingin punya anak, ya risikonya nanti si anak jadi albino. Atau memilih tidak punya anak. Pernikahan tidak harus tertunda dengan halangan seperti ini. Yang penting adalah solusi atau pencegahannya.

4)      Cek Kesuburan (Fertilitas)

Jika pasangan ingin segera punya anak, perlu menjalani konseling pra nikah. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan dengan tujuan agar kehamilan bisa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik.  Dibutuhkan riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya. Antara lain status ekonomi (bekerja atau tidak bekerja) dan suasana di lingkungan keluarga. Termasuk perilaku-perilaku yang tidak mendukung kehamilan, semisal merokok, minuman beralkohol, dan memakai obat-obatan psikotoprika.Selain itu, perlu juga dievaluasi risiko yang bersifat individual yang mungkin timbul terhadap kehamilan. Antara lain usia (masih reproduktif atau tidak), kondisi nutrisi, aktivitas fisik, level pendidikan, level stres, dan bagaimana hubungan dengan pasangan.

Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui organ reproduksi juga diperlukan. Antara lain, pap smear (jika seorang perempuan aktif secara seksual), rahim, dan status kekebalan terhadap penyakit (rubella, toksoplasma). Ada juga pemeriksaan sel telur jik sebelumnya pasangan yang bersangkutan dianggap infertil (sulit punya anak). Penyebab ketidaksuburan 45 persen disebabkan oleh pria dan 55 persen oleh wanita. Pemeriksaan dengan USG (Ultra Sonografi) bisa melihat apakah seorang perempuan menderita kista, mioma, tumor, atau keputihan. Jika ada kelainan atau infeksi harus dibersihkan dulu karena bisa menganggu proses kehamilan.

Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah

Menurut Pratiwi 2011, upaya-upaya promosi kesehatan pada pasangan pranikah sebagai berikut :

A.    Upaya promotif

1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah

Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisi nya dengan alasan sibuk mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak perlu terlalu dipusingkan. Al ini sering tejadi pada wanita  yang sibuk dengan program diet nya yang nanti akan berdampak pada psikologisnya.u. untuk itu penyuluhan tentang gizi seimbang sanat diperlukan agar tidak terjadi kekurangan nutrisi

2. Sex Education

Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah agar hubungan nya tetap harmonis. KarenA fakta membuktikan banyak pasangan yang bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nikah. Pendidikan seks ini dapat kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan tentang kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan yang sehat, dan lain-lain.

·         3. Personal Hygiene

Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan pranikah. Dimana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih sering melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut, kuku, genitalia dll. Tetapi hal ini terkadang tergantung pada budaya masing-masing daerah.

·         4. Imunisasi CATIN

Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium teteani, apabila nanti wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.

B.     Upaya Preventif

·         1. Pemeriksaan papsmear

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang itu terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada pasangan melakukan pemeriksaan ke laboratorium atau ke rumah sakit

·        2.  Pemeriksaan Hematologi

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya seseorang menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella ,virus toxoplasma dan sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukakan 6 bulan sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat dilakukan penanggulangan permasalahannya.

C.     Upaya kuratif

Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah dengan memberikan pengobatan secara intensif.Menyakinkan pada pasangan kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.

D.    Upaya Rehabilitatif

Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat mengenai perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita yang akan menikah dan telah menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya

Metode Konseling Pranikah

Menurut dr. Wiryawan Permadi, spesialis obstetri dan ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Pemeriksaan dan konseling kesehatan bagi calon suami istri penting dilakukan, terutama untuk mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan. Dengan pemeriksaan itu,dapat diketahui riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk soal genetik, penyakit kronis, hingga penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan. Dengan pemeriksaan kesehatan, dapat diketahui riwayat genetik dalam keluarga calon mempelai pria dan wanita. Misalnya ada tidaknya penyakit kelainan darah seperti thalassemia dan hemofilia. Kedua penyakit itu bisa diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya atau mereka yang bersifat pembawa (carrier). (Wilda Nurlianti, 2012).

Setelah pemeriksaan, dapat dilihat kemungkinan perpaduan kromoson yang timbul. Jika memang ada penyakit keturunan dalam riwayat keluarga kedua atau salah satu calon mempelai, dapat dilihatkemungkinan risiko yang timbul, seperti terjadinya keguguran hingga kemungkinan cacat bawaan(kongenital) jika kelak memiliki anak. Dari sini, calon pasangan suami istri (pasutri) akan punyapemahaman bahwa bila orang tua atau garis keturunannya mengidap penyakit genetik, anak yangakan lahir nanti pun berisiko mengidap penyakit yang sama. Penyakit lainnya yang perlu dideteksi prapernikahan adalah penyakit kronis seperti diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung, hepatitis B hingga HIV/AIDS.Penyakit-penyakit itu dapat memengaruhi saat terjadinya kehamilan, bahkan dapat diturunkan. (Wilda Nurlianti, 2012).

Penyakit lainnya yang penting diketahui sebelum pernikahan adalah infeksi TORCH (pada wanita)dan penyakit menular seksual. TORCH merupakan kepanjangan dari toksoplasmosis (suatu penyakityang aslinya merupakan parasit pada hewan peliharaan seperti kucing), rubella (campak jerman),cytomegalovirus, Herpes virus I dan Herpes virus II. Kelompok penyakit ini sering kali menyebabkanmasalah pada ibu hamil (sering keguguran), bahkan infertilitas (ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada anak. Jika penyakit infeksi itu diketahui sejak awal, dapat diobati sebelum terjadinya kehamilan. Dengan demikian, risiko terjadinya kelainan atau keguguran akibat TORCH dapat dieliminasi. Jangan sampai timbul penyesalan setelah menikah, hanya gara-gara penyakit yang sebenarnya bisa disembuhkan jauh-jauh hari. Contohnya, setelah menikah ternyata harus berkali-kali mengalami keguguran gara-gara toksoplasmosis yang sebenarnya bisa disembuhkan dari dulu. (Wilda Nurlianti, 2012).

Ada tidaknya penyakit menular seksual (PMS) juga penting untuk diketahui karena sebagian besar PMS termasuk sifilis, herpes, dangonorrhea bisa mengakibatkan terjadinya kecacatan pada janin. Bila salah satu pasangan sebelumnya terdeteksi pernah melakukan seks bebas, sebaiknya kedua pasangan melakukanpemeriksaan terhadap penyakit-penyakit ini, untuk memastikan apakah sudah benar-benar sembuhsebelum melangsungkan pernikahan.

Dokter Wiryawan mengatakan, idealnya pemeriksaan kesehatan pranikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkan pernikahan. Pertimbangannya, jika ada sesuatu masalah pada hasil pemeriksaan kesehatan kedua calon mempelai, masih ada cukup waktu untuk konseling atau pengobatan terhadap penyakit yang diderita. Ukuran waktu itu pun fleksibel. Artinya, pemeriksaan kesehatan pranikah dapat dilakukan kapan pun selama pernikahan belum berlangsung. Saat ini, pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah masih jarang dilakukan karena dianggapakan menambah daftar kesibukan serta pemborosan dengan mahalnya biaya. Bahkan, ada yang berpikiran pemeriksaan semacam itu dapat memengaruhi hubungan keduanya. (Wilda Nurlianti, 2012).

Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan Anda, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya. Melalui pemeriksaan kesehatan pranikah juga dapat diketahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan calon pasutri, termasuk bakal keturunannya. (Wilda Nurlianti, 2012).

Menurut Wiryawan, juga penting dilakukan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, terutama pada pasangan yang akan menikah dalam usia muda. Kehamilan adalah sesuatu yang sebaiknya direncanakan dan dipersiapkan. Untuk itulah bagi calon pasutri usia belia, perlu konseling mengenai kontrasepsi. Maka dari itu, jangan sepelekan pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah. Jika tak waspada,ada banyak risiko yang dapat menghadang dalam menjalani pernikahan. Jadi, hindari risiko sedini mungkin, periksakan kesehatan Anda dan pasangan ke dokter atau rumah sakit terdekat, yang menyediakan paket pemeriksaan kesehatan khusus untuk calon pengantin. (Wilda Nurlianti, 2012).

Prosedur

Adapun untuk prosedur pemeriksaan kesehatan pra nikah ini, umumnya dilakukan dengan mendatangi dokter spesialis kandungan (obgyn), dokter puskesmas atau dokter umum, wawancara singkat tentang riwayat kesehatan guna mengetahui penyakit apa yang pernah diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarga, juga keadaan lingkungan sekitar dan kebiasaan sehari-hari (merokok, pengguna obat-obatan terlarang). Kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan fisik seperti tekanan darah, keadaan jantung, paru-paru, dan tanda-tanda fisik dari penyakit. (Wilda Nurlianti, 2012).

Rangkaian tes: radiologi dan laboratorium. Untuk laboratorium dilakukan pemeriksaan panel ginjal creatinin, panel hati SGOT SGPT, Hepatitis B panel, HBs Antigen, gula darah/ fasting glucose, darah lengkap, hemoglobin, platelets, ESR, white blood count (WBC), blood group + rhesus, MCV, MCH,MCHC dan VDRL.

Untuk persiapan, pasien biasanya diharuskan berpuasa, sehari sebelum pemeriksaan. Setelah sample darah diambil, Anda dapat menikmati sarapan. Selama puasa, hanya diperbolehkan minum air putih. Jangan lupa membawa sedikit sample faeces (tinja) pagi hari di dalam wadah yang bersih. Kini tinggal bagaimana kesadaran dan kemauan calon mempelai berdua. Apakah mau untuk "sedia payung sebelum hujan" dan berlatih menerima pasangan sepenuhnya. Akan tetapi perlu diingat, jangan membuat hasil pemeriksaan pranikah sebagai dasar utama kelangsungan suatu pernikahan.(Wilda Nurlianti, 2012).
KASUS DAN PEMBAHASAN

Kasus

Nn. A  (25) dan Tn. B (27)  datang ke puskesmas dengan tujuan mendapat penjelasan mengenai hal-hal yang perlu di persiapkan dan di perhatikan sebelum mereka menikah. Mereka menyatakan sama-sama belum pernah menikah dan masih belum mengetahui persiapan pernikahan.

Jawab :

Pengkajian

  1. Kaji identitas mereka yang meliputi :

Umur :   a. Yang mana nanti berhubungna dengan rencana untuk memiliki anak. Tidak terlalu cepat, juga tidak berlama-lama.

b. Berhubungna dengan sikap dan sifat yang nantinnya di persiapkan dalam   menjalani kehidupan sebagai sepasang makhluk. Yang mana harus menghindari sifat keegoisan, berbeda saat masih hidup sendiri.

Pekerjaan :  Berhubungan dengan masalah keuangan yang nantinya di gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Riwayat penyakit sebelumnya : Untuk mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang nantinya agar dapat memberikan dukungan secara tidak langsung terhadap kehidupan dan rencana-rencana setelah menikah.

Kondisi lingkungan dan sosial tempat tinggal : Berhubungan dengan bagaimana nantinya mereka bersosialisasi dengan masyarakat sekitar setelah adanya berubahan status menjadi menikah.

Psikologis berhubungan dengan :

  1. a.      Persiapan mental menuju pernikahan

  2. b.      Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB)

  3. c.       Mengkaji koping pasangan terhadap permasalahan setelah menikah

  4. d.       Mengkaji dukungan dari keluarga terhadap pernikahan

  5. Lakukan pemeriksaan fisik dan penunang

Meliputi :

1. Pemeriksaan kadar gula darah, untuk mendeteksi penyakit diabetes melitus.

2. Pemeriksaan urine dan tinja lengkap, untuk mendeteksi penyakit pada ginjal atau yang berhubungan dengan saluran kemih.

3. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus, yang berguna bagi calon janin. Jenis rhesus pada golongan orang Asia adalah hampir keseluruhannya berjenis Rhesus positif. Namun pada pernikahan campuran atau keturunan, pemeriksaan menjadi sangat penting karena perbedaan golongan rhesus menjadi salah satu penyebab kematian janin dalam rahim.

4. Pemeriksaan hematologi atau hemoglobin, untuk mendeteksi kelainan atau penyakit darah

5. Pemeriksaan HBsAG,untuk mendeteksi peradangan hati

6. Pemeriksaan VDLR/RPR untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit sifilis atau infeksi alat reproduksi

7. Pemeriksaan TORC, untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma, Virus Rubella dan Cytomegalo, yang mungkin menyerang wanita dimasa kehamilan.Kaji

3. Pembacaan hasil pemeriksaan

4. Mengkaji respon pasangan setelah di lakuakan konseling.



Analisa Kasus

Dari kasus di atas dapat di simpulkan kurangnya pengetahuan pasangan terhadap persiapan pra nikah.

Perencanaan

  1. Pemberian HE mengenai hal-hal yang perlu di ketahuai dalam persiapan pernikahan

Antara lain mengenai kesehatan, psikis,lingkungan dan hubungan sosial.

Melakukan vaksin TT (disertai penjelasan mengenai vaksin yang lain seperti HPV, Hepatitis B, dan Rubella)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : JNE | Facebook | Home
Copyright © 2015. Kumpulan Asuhan Keperawatan - Pusat Istana Keperawatan
Template Created by Creating Website Published by Utama Corporation
Proudly powered by Blogger