2.1.1 Definisi
Penyakit Huntington merupakan penyakit autosoma yang langka. Penyakit ini ditandai dengan kelainan gerak yang progresif dan sangat sring disertai oleh kemunduran beberapa aspek kesehatan jiwa serta pada akhirnya demensia. Penyakit Huntington secara bertahap tampak pada usia antara 30 dan 55 tahun, meskipun usia awal dapat bervariasi dari awal masa kanak-kanak hingga usia lanjut. Gangguan kognitif dapat terjadi sebelum penyakit terlihat jelas. (Elliot,2010)
Penyakit Huntington jauh lebih umum terjadi pada orang keturunan Eropa Barat dibandingkan mereka yang berasal dari Asia atau Afrika.
2.1.2 Etiologi
Penyebab penyakit Huntington adalah gen abnormal pada lengan pendek kromosom 4 (4p 16.3) yaitu gen penyakit Huntington. Gen Huntington disease (HD) normal mengkodekan protein yang disebut huntingtin. Fungsi protein ini tidak diketahui, tetapi jelas diperlukan untuk fungsi sel otak yang normal. Gen normal mengandung 10 hingga 34 kopi kodon CAG ( Sitosin, Adenin, Guanin) yang mengkodekan asam amino glutamine.(Elliot,2010).
Seseorang dengan penyakit Huntington mempunyai satu alel Huntington dominan dan satu alel normal. Jarang sekali individu dengan penyakit Huntington ditemukan mempunyai dua alel Huntington yang dominan. Jika hal itu terjadi,dapat dipastikan bahwa kedua orang tuanya sudah mengidap penyakit Huntington.
Gen untuk penyakit Huntington bersifat dominan; anak-anak dari orang tua yang menderita penyakit ini memiliki peluang sebesar 50% untuk menderita penyakit Huntington.
Menurut referensi yang lain, jika gen HD abnormal diwariskan dari ibu ke anak, jumlah pengulangan cenderung sama, tetapi jika pewarisan ini berasal dari ayah, sehingga awitan penyakit terjadi pada usia yang lebih dini. Pada penyakit Huntington yang juvenile, dengan usia awitan antara masa bayi dan 20 tahun, jumlah pengulangan melebihi 55 kali(Elliot,2010).
2.1.3 Patogenesis
Warisan gen HD menyebabkan bentuk abnormal protein huntingtin. Meskipun ditemukan dalam sitoplasma semua sel tubuh, protein huntingtin membunuh sel neuron secara selektif. Ada beberapa teori menjelaskan mengapa hal ini terjadi, tetapi secara sederhana keadaan ini mungkin terjadi karena protein abnormal terlipat secara berbeda, dan protease yang dalam keadaan normal akan menyingkirkan protein abnormal, tidak mampu melakukannya. Protein huntingtin abnormal akan memicu proses agregasi dan inklusi protein di dalam nucleus yang pada akhirnya menimbulkan kematian sel. Bagian otak yang paling banyak terkena adalah basal ganglia yang mengatur pergerakan motorik. Neuron dalam nucleus kaudatus dan putamen yang secara bersama disebut korpus striatum, merupakan bagian syaraf yang pertama kali mati. Pemahaman tentang fungsi basal ganglia memungkinkan kita memahami efek yang ditimbulkan oleh penyakit Huntington. Korteks motorik bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan pergerakan tubuh, dan di antara korteks motorik dan basal ganglia terdapat dua buah lintasan. Jika sel dalam korpus striatum mati, kedua lintasan syaraf tersebut akan terganggu. Stimulasi berlebih pada satu lintasan menimbulkan pergerakan tersentak yang tidak teratur dan disebut korea (chorea) sementara stimulasi kurang pada lintasan lain akan memperlambat gerakan motorik. Kematian neuron lain juga terjadi, khususnya pada korteks serebri, sehingga mempengaruhi sistem limbic yang mengendalikan perilaku emosional dan bagian lain yang mengendalikan kesiagaan individu. Ketika sel saraf mati, terjadi pengurangan jumlah neurotransmitter yang normalnya disekresikan oleh sel tersebut. Neurotransmitter yang paling banyak mengalami deplesi adalah asam gama-amino butirat atau GABA, yang menimbulkan ketidakseimbangan neurotransmitter lain.
Dengan demikian, perubahan structural yang terjadi adalah kematian sel neuron dan konsekuensi fungsionalnya, terutama terjadi karena deplesi GABA yang menimbulkan manifestasi klinis penyakit Huntington.
2.1.4 Manifestasi Klinis
- Gangguan motorik
- Khorea
Gerakan involunter pada ekstremitas, kepala, dan batang tubuh.
- Atetosis
Gerakan motorik yang lebih lambat.
- Perubahan Kognitif dan memori
Fungsi kognitif biasanya terkena, dengan munculnya penurunan intelektual.Penurunan fungsi memori ditunjukkan dengan dimensia.
- Perubahan Emosi
Perubahan mental dan emosi yang terjadi pada penyakit Huntington menjadi lebih menghancurkan pasien dan keluarga yang mengalami gangguan gerakan. Pasien menjadi gugup atau gelisah, lekas marah atau tidak sadar. Pada keadaan awal, bagi pasien dengan penyakit tersebut umumnya tidak dapat mengontrol keinginan marah yang tiba-tiba terhadap subjek yang dituju, depresi yang dalam, sering mempunyai keinginan bunuh diri, apatis atau eporia. Gangguan dalam memberikan pendapat dan memori dan akhirnya terjadi dimensia. Adanya halusinasi, delusi dan pikiran paranoid dapat mendahului munculnya gerakan yang tidak berhubungan. Gejala emosi sering muncul akut pada perkembangan penyakit.
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik
- Identifikasi gen penyebab penyakit Huntington memungkinkan diagnosis sifat ini saat prenatal atau sebelum awitan gejala pada individu dewasa.
- MRI digunakan untuk menggambarkan otak. Atrofi tampak pada akhir penyakit.
- PET scan dapat digunakan untuk menunjukkan hipometabolisme area spesifik otak.
2.1.6 Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Beberapa terapi hanya untuk mengendalikan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi. Hal yang paling penting yaitu pemberian dukungan pada pasien. Adapun obat-obatan yang yang dapat diberikan pada pasien Huntington yaitu:
- Obat anti psikotik
Diberikan jika pasien mengalami halusinasi, waham, ledakan emosi, agresif yang mendadak. Obat yang diberikan misalnya haloperidol, klorpromazin, olanzapin ( dikontraindikasikan jika klien mengalami distonia)
- Obat anti depresan
Diberikan ketika pasien mengalami depresi atau menunjukkan perilaku obsesif kompulsif) obat yang diberikan misalnya fluoxetin,setralin hidrokolida. Notriptilin.
- Obat penenang
Diberikan pada pasien cemas dan atau khorea.Obat yang diberikan misalnya benzodiazepin, paroxetin, beta bloker.
- Obat penstabil alam perasaan
Diberikan pada pasien yang mengalami mania dan bipolar.Obat yang diberikan misalnya litium,valproat,karbamazepin.
- 5. Toxin botulinum
Dapat dicoba pada distonia dan atau kaku rahang berat.
Selain obat-obatan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pada pasien huntington yaitu:
- Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah, suatu program yang mengombinasikan obat, pelayanan psikologis, sosial, okupasi, bicara, dan pelayanan rehabilitasi fisik dibutuhkan untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi ketidak mampuan yang berat akibat penyakit. Penyakit Huntington sangat mempengaruhi emosi, fisik, sosial, dan keuangan pada setiap anggota keluarga pasien.
- Pasien dan keluarga membutuhkan akses ke konseling psikologi jangka panjang, konseling pernikahan, dan dukungan emosi, keuangan, dan perlindungan hukum.
- Bantuan perawatan di rumah, bekerja dan pusat rekreasi, perawatan sementara, dan akhirnya perawatan terampil jangka panjang perlu untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi ketenangan konstan karena penyakitnya.
2.1.7 Pencegahan
Jika salah satu orang tua didiagnosis menderita huntington, atau diketahui membawa gen HD, maka disarankan calon ibu untuk melakukan pre implantation genetic diagnostic. Uji ini akan menunjukkan apakah calon anak akan mewarisi gen HD yang abnormal. Jika hasil nya positif, maka wanita yang sedang mengandung, diberi pilihan untuk menggugurkan kandungannya atau tidak. Jika hasilnya negative, maka sel telur akan di implantasikan di tubuh si ibu. Dengan deteksi dini seperti ini, adanya kemungkinan anak akan terkena Huntington disease bisa diprediksi
2.1.8 Komplikasi
- Demensia (Kepikunan)
- Radang paru-paru, penyakit jantung, dan cedera fisik dari jatuh mengurangi harapan hidup menjadi sekitar dua puluh tahun setelah gejala dimulai.
2.1.9 Prognosis
Penyakit tersebut berkembang tanpa remisi selama 10-20 tahun. Kematian bagi kebanyakan orang dengan penyakit Huntington biasanya merupakan akibat dari infeksi seperti pneumonia, gagal jantung atau tersedak.
3.1.2 Diagnosa dan Intervensi
- Risiko cedera b.d gerakan involunter
Tujuan: individu akan menyatakan lebih jarang jatuh dan ketakutannya terhadap jatuh akan berkurang
Kriteria Hasil: dalam 2x24 jam, individu atau keluarga akan mengidentifikasi dan mengurangi bahaya lingkungan.
Indikator : a. Menyimpan benda-benda berbahaya secara aman
- Meniadakan lingkungan yang membahayakan apabila memungkinkan
- Memasang alat pengaman
- Memperbaiki kondisi yang membahayakan sesuai kebutuhan
Intervensi dan Rasional:
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
- Harga diri rendah berhubungan dengan gerakan involunter.
Tujuan: Menunjukkan peningkatan harga diri
Kriteria Hasil: Dalam 2x24 jam individu dapat mengidentifikassi aspek positif tentang diri sendiri dan mengaku bebas dari gejala depresi.
Indikator : Mengemukakan penerimaan atas keterbatasan yang ada.
Intervensi dan Rasional:
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
- Gangguan komunikasi verbal b.d bicara tidak dapat dimengerti.
Tujuan: Komunikasi pasien efektif
Kriteria Hasil: dalam 2x24 jam pasien dapat:
- Mempertahankan komunikasi pasien
- Interaksi sosial tetap terjalin
Intervensi dan Rasional:
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
- Gangguan proses pikir berhubungan dengan patologi otak
Tujuan: menunjukkan peningkatan proses pikir
Kriteria Hasil: dalam 2x 24 jam pasien dapat:
- Mengenali perubahan pada pikiran atau perilaku
- Mengidentifikasi situasi yang muncul sebelum halusinasi atau waham.
- Menggunakan strategi copin untuk mengatasi halusinasi atau waham.
Intervensi dan Rasional:
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
- Kerusakan memori b.d kerusakan jaringan otak
Tujuan: Menunjukan peningkatan kepuasan terhadap memorinya.
Kriteria Hasil: dalam 2x24 jam pasien:
- Dapat mengidentifikasi 3 tehnik untuk meningkatkan memori.
- Menyebutkan faktor-faktor yang menghambat memori.
Intervensi dan Rasional:
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
- Kerusakan intelektual b.d kerusakan jaringan otak.
Tujuan: Menunjukan peningkatan intelektual
Kriteria hasil: Dalam 2x24 jam menunjukan pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Intervensi dan Rasional:
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar