meta charset='utf-8'/> Asuhan Keperawatan Hiperglikemi | Kumpulan Asuhan Keperawatan
Home » » Asuhan Keperawatan Hiperglikemi

Asuhan Keperawatan Hiperglikemi

Written By Unknown on Jumat, 16 Agustus 2013 | 15.07



Pengertian

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80-90 mg/dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah (Elizabeth J. Corwin, 2001)

Hiperglikemi terjadi ketika glukosa tidak dapat dikirimkan ke sel-sel karena kurangnya insulin . Tanpa adanya karbohidrat untuk bahan bakar selular , hepar akan mengubah simpanan glikogennya menjadi glukosa ( glikogenesis ) dan peningkatan biosintesis glukosa. Namun begitu respon ini akan memburuk situasi dangan meningkatkan kadar glukosa darah semakin tinggi .

2.2.2        Etiologi

  1. Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting.

  2. Pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans.

  3. Faktor predisposisi herediter, obesitas.

  4. Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini merupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing

  5. Stres yang ekstrim

Info dahsyat klik  DISINI

2.2.3        Manifestasi Klinis

Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah)

  1. Polipagi.

  2. Polidipsi

  3. Poliuri.

  4. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering

  5. Rasa kesemutan, kram otot

  6. Visus menurun

  7. Penurunan berat badan

  8. Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh.

2.2.4        Komplikasi

Komplikasi hiperglikemi dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

  1. Komplikasi akut

    1. Komplikasi metabolic

a)         Ketoasidosis diabetic

b)        Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik

c)         Hipoglikemia

d)        Asidosis lactate

  1. Infeksi berat

  2. Komplikasi kronik

    1. Komplikasi vaskuler

a)         Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer

b)        Mikrovaskuler : retinopati, nefropati

  1. Komplikasi neuropati : neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.

  2. Campuran vascular neuropati : ulkus kaki

  3. Komplikasi pada kulit

2.2.5        Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (Plasma vena).

Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa oral. Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan GDP > 126 mg/dl.

Info dahsyat klik  DISINI

2.2.6        Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati.

Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :

  1. Diet

    1. Komposisi makanan :

Karbohidrat = 60 % – 70 %

Protein = 10 % – 15 %

Lemak = 20 % – 25 %

  1. Jumlah kalori perhari

a)      Antara 1100 -2300 kkal

b)      Kebutuhan kalori basal :

laki – laki : 30 kkal / kg BB

Perempuan : 25 kkal / kg BB

  1. Penilaian status gizi :

BB

BBR = x 100 %TB – 100

Kurus : BBR 110 %

Obesitas bila BBRR > 110 %

Obesitas ringan 120% – 130 %

Obesitas sedang 130% – 140%

Obesitas berat 140% – 200%

Obesitas morbit > 200 %

Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah :

Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari

Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari

Gemuk : BB x 20 kalori/hari

Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari

  1. Latihan jasmani

  2. Penyuluhan
    Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :

1)      Umur diatas 45 tahun

2)      Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m

3)      Hipertensi > 140 / 90 mmHg

4)      Riwayat keluarga DM

5)      Dislipidemia, HDL 250 mg/dl

6)      Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)

  1. Obat berkaitan Hipoglikemia

1)      Obat hipoglikemi oral :

a)        Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid

b)        Biguanid ( metformin )

c)        Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide

d)       Inhibitor glucosidase

e)        Tiosolidinedlones

Info dahsyat klik  DISINI

3.2.2        Diagnosa dan Rencana Keperawatan

  1. Defisit volume cairan b.d diuresis osmotic akibat hiperglikemia
    Batasan karakteristik:

1)      Peningkatan urin output

2)      Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba

3)      Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit buruk.

4)      Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill.

Kriteria Hasil:

1)      Tanda vital stabil (nadi 80-88 x/menit, tekanan datrah 100-140/80-90 MmHg, suhu tubuh 36,5-37,40C, respiratory rate 20-22 x/menit)

2)      Nadi perifer teraba pada arteri radialis, arteri brakialis, arteri dorsalis pedis.

3)      Turgor kulit dan capillary refill baik dibuktikan dengan capillary refill kurang dari 2 detik

4)      Keluaran urine dalam kategori aman (lebih dari 100cc/hari sampai batas normal 1500cc-1700cc/hari)

5)      Kadar elektrolit urin dalam batas normal dengan nilai natrium 130-220meq/24 jam, kalium 25-100 meq/24 jam, klorida 120-250 meq/liter, magnesium 1,2-2,5 mg/dl




























INTERVENSI


RASIONAL

Pertahankan untuk memberikan cairan 1500-2500 ml atau dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikanMempertahankan komposisi cairan dalam tubuh, volume sirkulasi dan menghindari over load jantung 
Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urinMemberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti dan membaiknya fungsi ginjal
Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darahPenurunan volume cairan darah (hipovolemi) akibat dieresis osmosis dapat dimanifestasikan oleh hipotensi, takikardi, nadi teraba lemah
Pantau suhu, warna, turgor kulit, dan kelembabannyaDehidrasi yang disertai demam akan teraba panas, kemerahan, dan kering di kulit. Sedangkan penurunan turgor kulit sebagai indikasi penurunan volume cairan pada sel
Pantau nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membrane mukosaNadi yang lemah, pengisian kapiler yang lambat sebagai indikasi penurunan cairan dalam tubuh. Semakin lemah dan lambat dalam pengisian, semakin tinggi derajat kekurangan cairan


  1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak cukupan insulin

Batasan Karakteristik :

1)      Berat badan tidak normal (lebih rendah 10% dari berat badan ideal)

2)      Lingkar lengan < 10 cm

3)      Kelemahan, mudah lelah, tonus otot buruk

4)      Kadar gula darah > 150 mg/dl

Kriteria hasil:

1)      Pasien tidak lemah atau penurunan tingkat kelemahan

2)      Peningkatan berat badan atau berat badan ideal/normal

3)      Lingkar lengan meningkat atau mendekati 10 cm

4)      Nilai laboratorium hemoglobin untuk pria 13 -16 gr/dl, untuk wanita 12-14 gr/dl

5)      GDS 60-110 mg/.dl, kolesterol total 150-250 mg/dl, protein total 6-7 gr/dl
































INTERVENSI


RASIONAL

Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan teknik intravena secara intermitten atau secara kontinyu Insulin regular memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan ke dalam sel, pemberian melalui intravena merupakan rute pilihan utama karena absorbs dari jaringan sub kutan mungkin tidak menentu/sangat lambat 
Berikan diet 60% karbohidrat, 20% protein, dan 20% lemak dan penataan makan dan pemberian makanan tambahan

Intake kompleks karbohidrat(jagung, wortel, brokoli, buncis, gandum) berdampak pada penekanan kadar glukosa darah, kebutuhan insulin, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan rasa kenyang
Timbang berat badan atau ukur lingkar lengan setiap hari sesuai indikasiMengkaji indikasi terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan menentukan jumlah kalori yang harus dikonsumsi
Libatkan keluarga pasien dalam memantau waktu makan, jumlah nutrisiMeningkatkan partisipasi keluarga dan mengontrol masukan nutrisi sesuai dengan kemampuan untuk menarik glukosa dalam sel
Pantau tanda-tanda hipoglikemi (perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing)Karena metabolism karbohidrat mulai terjadi, gula darah akan berkurang dan sementara pasien tetap diberikan insulin maka hipoglikemi dapat terjadi
Pantau pemeriksaan laboratorium seperti glukosa darah, aseton, pH, dan HCO3Gula darah akan menurun perlahan dengan penggunaan terapi insulin terkontrol. Dengan pemberian insulin dosis optimal glukosa dapat masuk ke dalam sel dan digunakan untuk sumber kalori. Peningkatan aseton, pH, dan HCO3 sebagai indikasi kelebihan bahan keton.


  1. Resiko infeksi b.d kadar glukosa darah tinggi

Batasan karakteristik :

1)        Angka leukosit > 11.000 ul

2)        Suhu tubuh kadang mengalami periode naik dari 370C

3)        Akral teraba hangat/panas

4)        GDS > 150 gr/dl

5)        Glukosa urin positif

Kriteria hasil

1)      Tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi seperti rubor, calor, dolor, tumor, fungtioleisa, dan angka leukosit dalam batas 5000-11000ul

2)      Suhu tubuh tidak tinggi (36,50C – 370C)

3)      Kadar GDS 60-100 mg/dl

4)      Glukosa urin negative




















INTERVENSI


RASIONAL

Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan teknik intravena secara intermitten atau secara kontinyu Insulin regular memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan ke dalam sel, pemberian melalui intravena merupakan rute pilihan utama karena absorbs dari jaringan sub kutan mungkin tidak menentu/sangat lambat
Pantau pemeriksaan laboratorium seperti glukosa darah, aseton, pH, dan HCO3Gula darah akan menurun perlahan dengan penggunaan terapi insulin terkontrol. Dengan pemberian insulin dosis optimal glukosa dapat masuk ke dalam sel dan digunakan untuk sumber kalori. Peningkatan aseton, pH, dan HCO3 sebagai indikasi kelebihan bahan keton.
Libatkan keluarga pasien dalam memantau waktu makan, jumlah nutrisiMeningkatkan partisipasi keluarga dan mengontrol masukan nutrisi sesuai dengan kemampuan untuk menarik glukosa dalam sel


  1. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual (penglihatan, pendengaran) b.d perubahan kimia endogen (ketidakseimbangan glukosa-insulin dan elektrolit)

Batasan karakteristik :

1)      Pasien mengeluh penglihatannya kabur atau diplopia

2)      Visus dengan snellen card kurang dari 6 meter

3)      Pasien mengeluh kepalanya pusing

4)      Pasien mengeluh telinganya berdenging atau tidak jelas mendengar

5)      Pasien mengeluh letih, pelupa

6)      Nilai laboratorium natrium darah < 135 meq/dl

7)      Kalsium darah < 3,5 meq/l

8)      Klorida darah < 100 meq/l

Kriteria evaluasi

1)      Pasien tidak mengeluh penglihatannya kabur/diplopia lagi

2)      Visus 6/6

3)      Nilai laboratorium terkait eksitasi persarafan dalam batas : natrium 135-147 meq/l, kalsium darah 9-11 mg/dl, kalium darah 3,5-5,5 meq/l, klorida darah 100-106 meq/l
































INTERVENSI


RASIONAL

Pastikan akses penggunaan alat bantu sensori , seperti alat bantu dengar, dan kacamataMeningkatkan  pendengaran dan penglihatan yang masih tersisa
Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi dan secara bertahap dinaikkan derajatnyaMeningkatkan keamanan pasien untuk beraktivitas. Aktivitas dapat meningkatkan sirkulasi dan fungsi jantung
Buat jadwal intervensi keperawatan bersama pasien agar tidak mengganggu waktu istirahat pasienMeningkatkan tidur dapat menurunkan rasa letih dan dapat memperbaiki daya fikir
Pantau tanda-tanda vital dan status mentalSebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi fungsi mental
Pantau pemasukan elektrolit melalui makanan maupun minumanMeningkatkan eksitasi persarafan dan mencegah kelebihan elektrolit
Pantau nilai laboratorium seperti glukosa darah, elektrolit, ureum kreatininKetidakseimbangan nilai laboratorium ini dapat menurunkan fungsi mental


  1. Kelelahan b.d penurunan produksi energi metabolic

Batasan karakteristik :

1)      Pasien mengeluh badannya terasa lemah

2)      Skor kekuatan otot ekstremitas baik kanan dan kiri, atas maupun bawah kurang dari 4

3)      Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan harian seperti mandi, gosok gigi, berjalan

4)      Pasien terlihat terhuyung atau mau jatuh saat berdiri

Kriteria hasil :

1)        Pasien mengatakan badannya tidak lemah lagi

2)        Skor kekuatan otot ekstremitas kanan, kiri, atas, serta bawah 5











55
55

3)        Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas seperti mampu berdiri dan berjalan




























INTERVENSI


RASIONAL

Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan indikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahanAktivitas akan lebih terarah dan menghindari kelelahan yang berlebihan
Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa digangguMemberi kesempatan untuk mencukupkan produksi energi untuk aktivitas
Tekankan pentingnya mempertahankan periksaan gula darah setiap hariMembantu menciptakan gambaran nyata dari produksi energy metabolic dari unsur glukosa
Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitasMengindikasikan tingkat pemenuhan energi dengan tingkat aktivitas
Pantau aktivitas pasien dan jumlah bahan energy yang masukAktivitas yang tidak sesuai dengan jumlah energi yang mempu diproduksi pasien dapat meningkatkan kelelahan
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : JNE | Facebook | Home
Copyright © 2015. Kumpulan Asuhan Keperawatan - Pusat Istana Keperawatan
Template Created by Creating Website Published by Utama Corporation
Proudly powered by Blogger