meta charset='utf-8'/> Promosi Kesehatan Ibu Hamil dan Menyusui | Kumpulan Asuhan Keperawatan
Home » » Promosi Kesehatan Ibu Hamil dan Menyusui

Promosi Kesehatan Ibu Hamil dan Menyusui

Written By Unknown on Kamis, 21 Februari 2013 | 04.24


Promosi kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajad kesehatan yang optimal. Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari perawat setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang. Serta siap menghadapi persalinan. Hal-hal yang perlu dipromosikan pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

  1. Kebutuhan nutrisi pada kehamilan

Menurut Puspitorini (2010) dalam Zoelkhairy K (2012), jika berat badan ibu normal sebelumkehamilan, ibu harus meningkatkan asupan kalori selama masa kehamilan.Selama trimester pertama (13 minggu pertama) ibu harus mengkonsumsisetidaknya 2.200 kalori tiap harinya. Selama trimester kedua dan ketiga, ibusebaiknya mengkonsumsi kira-kira 300 kalori tiap harinya.

Menurut Sunandar (2012) dalam Zoelkhairy K (2012), Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil mutlak diperlukan untuk menentukan tumbuh kembang anak sejak masa dalamkandungan. Berbagai perubahan fisiologi, anatomi maupun metabolisme terjadi selama masa kehamilan yang disebabkan perubahan hormonal. Cara paling mudah untuk memantau status gizi ibu hamil dengan melakukan penimbangan berat badan secara berkala. Kenaikan berat badan pada hakekatnya merefleksikan asupan gizi ibu. Sumber nutrisi dalam makanan sehari-hari berasal dari karbohirat, lemak dan protein. Pada umumnya bagi ibu hamil,dianjurkan proporsi karbohidrat sebesar 50-60%, proporsi lemak sebesar 20-25%, dan proporsi protein 10-15% dari
total energi. Selain itu tambahan seratyang terdapat pada buah, kacang, dan sayur perlu juga dikonsumsi untuk mencegah sembelit/konstipasi.

Sedangkan Menurut Depkes (2008) dalam Zoelkhairy K (2012), makan makanan yang bergizi dan beraneka ragam sesuai dengan anjuran petugas kesehatan, makan 1 porsi lebih banyak dalam sehari dan sebelum hamil, terdiri dari makanan pokok, lauk  pauk, sayur dan buah, untuk menambah tenaga, makan makanan selingan, pagi dan sore hari seperti kolak, bubur kacang hijau, kue – kue dan lain-lain,dan tidak ada pantangan makanan bagi ibu selama hamil.

Dampak kurang gizi

Menurut Aprillia (2011) dalam Zoelkhairy K (2012), Bila ibu mengalami kekurangan gizi selamahamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, sepertidiuraikan berikut ini

  1. Terhadap ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dankomplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibutidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan III dapatmenghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usiakehamilannya. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia,selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran

  1. Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapatmengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya   (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan denganoperasi cenderung meningkat.

  1. Terhadap janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran , abortus, bayilahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksiaintra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

  1. Imunisasi pada ibu hamil

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan (Depkes RI, 2005a) dalam Putri A (2005).

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005) dalam Putri A (2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.

  1. 1.    Manfaat imunisasi TT ibu hamil

    1. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000) dalam Putri A (2005). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001) dalam Putri A (2005).

    2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000) dalam Putri A (2005)

Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004) dalam Putri A (2005)

  1. 2.    Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001) dalam Putri A (2005), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000) dalam Putri A (2005).

  1. 3.    Umur kehamilan mendapat imunisasi TT

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005) dalam Putri A (2005). TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000) dalam Putri A (2005)

  1. 4.    Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2

Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000) dalam Putri A (2005).

  1. 5.    Efek samping imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000) dalam Putri A (2005). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001) dalam Putri A (2005).

Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000) dalam Putri A (2005).

  1. Istirahat pada ibu hamil

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan tapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan harus dipertimbangkan dan kalau mungkin harus dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam ± 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam.

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahatnya yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannnya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.

  1. Gangguan pada kehamilan

    1. Pre eklamsia

Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa.

Tanda dan gejala

Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :

-          Preeklampsia Ringan:

  1. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih

  2. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka

  3. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter

-          Preeklampsia Berat

  1. Tekanan darah sistol 160 mmHg atau lebih, atau tekanan darah diastol 110 mmHg atau lebih.

  2. Protein dalam air kemih yang dikumpulkan selama 24 jam sebesar 5 gr/liter atau lebih; atau pada pada pemeriksaan kualitatif protein air kemih menunjukkan hasil positif 3 atau 4.

  3. Air kencing sedikit, yaitu kurang dari 400 ml dalam 24 jam.

  4. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)

  5. Trombosit < 100.000/mm3

  6. Adanya keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, serta nyeri di ulu hati.

  7. Penimbunan cairan di paru-paru yang ditandai dengan sesak napas, serta pucat pada bibir dan telapak tangan akibat kekurangan oksigen.

  8. Perdarahan di retina (bagian mata)

  9. Koma

    1. Infeksi saat kehamilan

      1. TORCH

TORCH adalah istilah yang mengacu kepada infeksi yang disebabkan oleh (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus II (HSV-II) dalam wanita hamil. TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) and other diseases. Infeksi TORCH ini sering menimbulkan berbagai masalah kesuburan (fertilitas) baik pada wanita maupun pria sehingga menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Infeksi TORCH bersama dengan paparan radiasi dan obat-obatan teratogenik dapat mengakibatkan kerusakan pada embrio. Beberapa kecacatan janin yang bisa timbul akibat TORCH yang menyerang wanita hamil antara lain kelainan pada saraf, mata, kelainan pada otak, paru-paru, mata, telinga, terganggunya fungsi motorik, hidrosepalus, dan lain sebagainya.

-       Toksoplasmosis

Infeksi ini ditularkan oleh parasit (protozoan parasite Toxoplasma gondii). Infeksi ditularkan dari hewan bertubuh panas kepada manusia. parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.Sumbernya terutama adalah daging yang tidak dimasak matang atau sayuran mentah. Tangan yang tercemar toksoplasma juga bisa menjadi media penularan jika kita tidak mencuci tangan sebelum makan Pada kasus infeksi maternal primer yang terjadi pada kehamilan, parasit bisa ditularkan dari plasenta dan menyebabkan cacat pada janin berupa gangguan penglihatan atau keguguran spontan, meski prosentasenya kecil.

-       Infeksi rubela

Infeksi ini juga dikenal dengan campak Jerman dan sering diderita anak-anak. Rubela yang dialami pada tri semester pertama kehamilan 90 persennya menyebabkan kebutaan, tuli, kelainan jantung, keterbelakangan mental, bahkan keguguran. Ibu hamil disarankan untuk tidak berdekatan dengan orang yang sedang sakit campak Jerman. Untuk mencegahnya, kaum wanita disarankan untuk melakukan vaksinasi rubela. Perlindungannya mencapai 100 persen.Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda.

-       Cytomegalovirus (CMV)

CMV merupakan keluarga virus herpes.  Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil.  Transmisi vertikal dari ibu ke bayi melalui transplacental. Infeksi CMV pada ibu hamil bisa secara primer atau rekuren. Infeksi primer pada ibu hamil ditandai dengan terjadinya serokonversi dari IgG antibodi CMV selama kehamilan atau didapatkan IgG dan IgM CMV bersama-sama selama kehamilan.



-       Herpes simplex

Virus herpes terdiri dari 2 jenis, yaitu herpes simplex 1 (HSV-1) dan herpes simplex virus 2 (HSV 2). Penularan biasanya terjadi pada kontak seksual pada orang dewasa. HSV 1 juga bisa ditularkan melalui kontak sosial pada masa anak-anak. Prevelansi HSV 2 lebih tinggi pada kelompok HIV positif dan mereka yang melakukan hubungan seks tanpa kondom. Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat berakibat fatal

  1. Perdarahan

Klasifikasi perdarahan pada ibu hamil:

  1. Perdarahan Pada Trimester I

Sekitar 20% wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan dan separohnya mengalami abortion. Abortus adalah pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) dengan berat badan janin <500 gram atau kehamilan kurang dari 20 minggu. (Mochtar R. 1991) dalam Jakobus (2011).

Setiap perdarahan pada awal kehamilan dapat dianggap akan mengancam kelangsungan kehamilan. Dalam hal ini perlu diketahui hari pertama haid terakhir, tanda kehamilan riwayat keluarga berencana, riwayat ginokologi jumlah perdarahan. Demikian juga dalam hal ini perlu pemeriksaan penunjang seperti USG dan Test kehamilan, menyatakan apakah janin hidup atau memang suatu kehamilan. Pembagian abortus secara klinis adalah sebagai berikut

  1. Perdarahan Trimester II kehamilan perdarahan sering disebabkan partus prematurus, solusio plasenta, mola dan inkompetensi servik.

  2. Perdarahan Trimester III (Perdarahan Ante Partum), adalah perdarahan setelah 29 minggu atau lebih, WHO (4,9,10) ini dapat terjadi oleh selusio plesenta atau plasenta previa

Perdarahan disini lebih berbahaya dibanding umur kehamilan kurang dari 28 minggu, sebab faktor plasenta, dimana perdarahan plasenta biasanya hebat sehingga mengganggu sirkulasi O2 dan CO2 serta nutrisi dari ibu kepada janin. Kasus ini harus ditangani oleh dokter spesialis dan ditunjang dengan pemeriksaan USG.

   Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui

  1. 1.         Pengertian menyusui

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO, American Academy of Pediatric, dan Departemen Kesehatan.

Menyusui adalah hak asasi ibu dan memberikan sumbangan yang besar untuk mewujudkan hak anak untuk pangan, kesehatan dan perawatan (Depkes RI, 2000) dalam Samnisfulafandi (2011).

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu  aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan berupa jalinan kasih sayang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak (Depkes RI, 2005) dalam Samnisfulafandi (2011).

  1. Kandungan ASI

Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut Depkes (1994) dalam arifin (2004)

Tabel 1

Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml



  1. 3.    Manfaat  ASI

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus diberikan kepada bayi segera setelah dilahirkan atau paling lambat 30 menit setelah lahir, karena daya isap bayi pada saat itu paling kuat untuk merangsang produksi ASI selanjutnya. ASI yang keluar beberapa hari setelah persalinan disebut kolostrum (Depkes RI, 2005) dalam Samnisfulafandi (2011).

Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus harus dihindari (Depkes RI, 2005) dalam Samnisfulafandi (2011).

Pada usia 0 – 6 bulan, bayi cukup diberi ASI saja (ASI esklusif), karena produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0 – 4 bulan dapat membahayakan bayi, karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi seperti diare, alergi dan bahaya lain yang fatal. Tanda bahwa ASI eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain bayi tidak rewel dan tumbuh sesuai dengan grafik pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Menurut Arefeen (2011) Pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 6 bulan sangat menguntungkan karena dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit penyebab kematian bayi.

Manfaat ASI eksklusif bagi ibu menurut Yekti (2011)

a)      Mengurangi perdarahan pasca persalinan

b)      Mengurangi kehilangan darah pada saat haid

c)      Mempercepat pencapaian berat badan sebelum hamil

d)      Mengurangi risiko kanker payudara

e)      Kanker rahim



  1. 4.    Cara ASI Melindungi terhadap Infeksi

Bayi yang disusui lebih sedikit terkena diare bila dibandingkan dengan bayi yang diberikan makanan buatan. Bayi tersebut juga lebih sedikit menderita infeksi saluran pernafasan dan telinga tengah. Bayi yang diberi ASI akan menderita infeksi lebih sedikit, karena :

  1. ASI bersih dan bebas bakteri sehingga tidak membuat bayi sakit.

  2. ASI mengandung antibodi atau zat kekebalan immunoglobulin terhadap banyak infeksi. Hal ini akan membantu melindungi bayi terhadap infeksi sampai bayi bisa membuat antibodinya sendiri.

  3. ASI mengandung sel darah putih atau leukosit hidup yang membantu memerangi infeksi.

  4. ASI mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang membantu bakteria khusus yaitu laktobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi. laktobacillus bifidus mencegah bakteria berbahaya lainnya tumbuh dan menyebabkan diare.

  5. ASI mengandung laktoferin yang mengikat zat besi. Hal ini mencegah pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya yang memerlukan zat besi.

  6. 5.    ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan(Depkes RI,2004) dalam Marida (2011).

Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih (Depkes RI, 2005) dalam Marida (2011).

Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologi selama kehamilan akan menunjang keberhasilan menyusui. Seorang ibu yang menyusui harus menjaga ketenangan pikiran, menghindari kelelahan, membuang rasa khawatir yang berlebihan dan percaya diri bahwa ASI-nya mencukupi untuk kebutuhan bayi (Depkes RI, 1996) dalam Marida (2011).

Definisi pemberian ASI atau menyusui Eksklusif  menurut WHO (2002) adalah sebagai berikut:

a)    Pemberian ASI eksklusif atau menyusuieksklusif adalah memberikan hanya ASI pada bayii dan tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih,kecuali obat obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan.

b)   Pemberian ASI eksklusif atau menyusui predominan adalah menyusui bayi, tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misalnya the (biasanya sebagai makanan/minuman prelakteal sebelum ASI keluar).

c)    Pemberian ASI eksklusif atau menyusui parsial adalah menyusui bayi serta memberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya, (baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan sebagai makanan prelakteal).

  1. 6.    Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

    1. Pengertian

Menyusu dini adalah pemberian asi segera setelah bayi dilahirkan yaitu 30 menit pertama setelah kelahiran bayi (Depkes, 2003) dalam Anonim (2011). Menyusu dini juga dikatakan sebagai suatu perilaku mempercepat proses menyusu pada bayi baru lahir (Bobak, 2005) Anonim (2011). Inisiasi menyusu dini menurut Roesli (2008) Anonim (2011) adalah bayi menyusu sendirir segera setelah lahir. Sedangkan menurut Depkes RI (2009) Anonim (2011) adalah meletakkan bayi menempel di dada atau perut ibu segera setekah lahir, membiarkannnya merayap mencari puting kemudian menyusu sampai puas.

  1. Menurut Depkes (2007) Anonim (2011) manfaat menyusu dini dan kontak kulit dengan ibu adalah:

    1. Keuntungan kontak kulit dengan ibu untuk bayi

Kontak memastikan perilaku optimum menyusui berdasarkan insting dan diperkirakan dapat menstabilkan pernapasan, mengendalikan temperatur tubuh bayi, memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih cepat dan efektif, meningkatkan hubungan antara ibu dengan bayi, menjaga kolonisasi yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga perlindungan terhadap infeksi, bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus.

  1. Keuntungan IMD untuk bayi

    1. makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi

    2. memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.

    3. Meningkatkan kecerdasan

    4. Membantu bayi mengkoordinasi hisap, tealn, dan napas

    5. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu bayi

    6. Mencegah kehilangan panas

    7. Merangsang kolostrum segera keluar

    8. Keuntungan menyusu dini untuk ibu

      1. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin

      2. Meningkatkan keberhasilan produkis asi

      3. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu bayi

      4. Tatalaksanan IMD

        1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan bayi diatas dada atau perut ibunya dan keringkan bayi mulai dari muka ke bawah

        2. Tali pusar dipotong dan diikat kemudian ditengkurapkan diatas dada ibunya dan mata bayi sejajar dengan puting ibunya. Kontak kulit ibu dan bayi tersebut dilakukan tanpa membeding bayi

        3. Setelah 30-40 menit bayi akan bergerak menggerakkan kai, bahu, dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihat terbatas bayi dapat melihat areola mamae yang memang warnanya lebih gelap dan menuju kesana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu, ini merupakan stimulasi yang menyerupai massase untuk payudara ibu.

        4. Bayi akan mencapai puting dengan mengandalkan indera penciumannya.

        5. Menyusui pertama berlangsung sekitar 15 menit (APN, 2008; UNICEF India, 2007) Anonim (2011)

        6. 7.    Masalah dalam menyusui

Kegagalan proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada seorang ibu yang tidak paham masalah ini. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan lanjutan. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karean keadaaan khusus (Rutina, 2004) dalam Marida (2011)

  1. Masalah menyusui masa antenatal

Pada masalah antenatal, masalah yang sering timbul adalah kurang/salah informasi putting susu terbenam (retrocted) atau putting susu datar. Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa dari ASI kurang dengan tanda-tanda sebagai berikut :

1) ASI pada minggu-minggu pertama deteksinya encer.

2) ASI belum keluar pada hari pertama

3) Payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI (Rutina, S .2004) dalam Marida (2011)

4) Bendungan ASI

Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) dalam Paparazi (2011) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams)

Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) dalam Paparazi (2011) adalah sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meingkat. Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap.

Terapi dan Pengobatan Menurut Prawirohardjo (2005) dalam Paparazi (2011) adalah :

  1. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya

  2.  Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care

  3. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri

  4. Gunakan BH yang menopang

  5. Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas. bendungan asi

  6. Masalah menyusui pada persalinan dini.

Pada masa ini, kelainan yang sering terjadi antara lain: puting susu datar, atau terbenam, puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat dan mastitis atau abses (Bahiyatun,2008) dalam Marida (2011)

1)        Puting susu lecet.

  1. Oles puting susu dengan air ASI akhir (hind milk), jangan sekali- kali memberikan obat lain, seperti krem, salep dan lain-lain.

  2. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 2x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 2x24 jam.

2)        Payudara membengkak

Payudara membengkak akan terjadi udem, sakit, puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah dan bila diperiksa/isap ASI tidak keluar .(Rutina, S .2004) dalam Marida (2011)

3)        Mastitis atau abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat.



  1. 4.      Cara Menyusui Bayi Terhadap Payudara Dalam Posisi Yang Benar

Cara-cara menyusui bayi dalam posisi yang benar yaitu

  1. Ibu harus duduk dan berbaring dengan santai. Kursi rendah biasanya jauh lebih baik

  2. Perhatikan cara memegang bayi sehingga bayi menghadap payudara dan lambung bayi menempel pada ibu. Bila diinginkan ibu dapat mengendong bayi diats bantal. Seluruh badan bayi harus menghadap payudara, tidak hanya membelokkan kepada bayi saja

  3. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala dan lehernya harus sedikit teregang.

  4. Ibu harus memegang dan menawrkan seluruh payudaranya, tidak boleh memencet puting susu atau aerolanya saja

  5. Ibu menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan puting susu untuk merangsang refleks rooting

  6. Ibu menunggu sampai mulut bayi terbuka dan bayi ingin mulai menyusu, serta cepat gerakan bayi ke payudara

  7. Ibu harus mengarahkan bibir bawah bayi kedasar aerola. Hal ini membuat puting susu diatas pusat mulut, sehingga puting  mudah menyentuh dan merangsang langit-langit (King FS, 2002) dalam Samnisfulafandi (2011).

Pemberian ASI yang benar menurut (Depkes, 1992)

  1. Susui bayi segera 30 menit setelah lahir.

Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

  1. Berikan Kolostrum

  2. Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai kosong merangsang produksi ASI yang cukup.

  3. Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.

  4. Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.

  5. Posisi yang benar dalam memberikan ASI (Dyah, n.d)





Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI

Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:

  1. Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

  1. Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.

  1. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.

  1. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.

  1. Perawatan payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : JNE | Facebook | Home
Copyright © 2015. Kumpulan Asuhan Keperawatan - Pusat Istana Keperawatan
Template Created by Creating Website Published by Utama Corporation
Proudly powered by Blogger